MISTERI lubang hitam (Black Hole) yang bertebaran di angkasa raya hampir
menyamai kejadian aneh yang terjadi di Segitiga Bermuda, apabila
kapal atau kapal terbang yang melintasi kawasan perairan itu raib secara
tiba-tiba.
Lubang hitam ukurannya lebih luas daripada matahari serta langit di
angkasa menyedot apa saja yang mendekatinya termasuk planet. Malah
kekuatan tarikannya mampu menyedot cahaya dan tidak mampu melepaskan
diri.
Misteri yang menyelubungi kejadian lubang hitam itu, hanya mampu
dikaji dari jauh lantaran kemampuan pengetahuan dan teknologi manusia
masih belum mampu membawa mereka menghampiri lubang itu.
Menggunakan teleskop dan pengamatan terhadap bintang yang disesuaikan
pula dengan berbagai hukum fisika yang berada sekitar bumi, berbagai
teori dikemukakan bagi mengisi kekosongan pada ruangan jawaban yang
dicetuskan misteri alam itu.
Teori ini dipakai ahli astronomi adalah teori yang sama digunakan alat
penyedot gas hampa – kekuatan lubang hitam terjadi berikut tarikan
gravitasi dalam lubang itu adalah kuat berbanding dengan tarikan
sekelilingnya. Justru, apa saja yang menghampirinya akan disedot.
Bagaimanapun, kekuatan gravitasinya ‘luar biasa’ dan amat dahsyat.
Dikatakan jika kekuatan gravitasi itu wujud di bumi, ia akan menjadikan
ukuran planet ini menjadi sekecil bola yang berjejari sekitar satu
sentimeter.
Teori lobang hitam sebenarnya dikemukakan lebih 200 tahun lalu. Pada
1783, ilmuwan Barat, John Mitchell mencetuskan teori mengenai
kemungkinan wujudnya lubang hitam selepas beliau meneliti teori
gravitasi Isaac Newton.
Beliau berpendapat jika objek yang dilemparkan tegak lurus ke atas akan
terlepas dari pengaruh gravitasi bumi selepas mencapai kejahuan lebih
11 kilometer perdetik, maka tentu ada planet atau bintang lain yang
memiliki gravitasi lebih besar daripada bumi.
Bagaimanapun, perkataan ‘lubang hitam’ pertama kali digunakan ahli
fisika Amerika Syarikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler
memberi nama tersebut karena lubang hitam tidak dapat dilihat, cahaya
turut ditarik ke dalamnya sehingga kawasan sekitarnya menjadi gelap.
Menurut teori evolusi bintang, asal lubang hitam adalah sejenis bintang
biru yang memiliki suhu permukaan melebihi 25,000 darajat Celcius.
Ketika pembakaran hidrogen di bintang biru yang memakan waktu kira-kira
10 juta tahun selesai, ia menjadi bintang biru raksasa.
Kemudian, bintang itu menjadi dingin dan bertukar dengan bintang merah
raksasa. Dalam fase itulah, akibat tarikan gravitasinya sendiri,
bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat atau disebut Supernova
dan menghasilkan dua jenis bintang iaitu bintang Netron dan lubang
hitam.
Pengamatan dari teleskop sinar-X ruang angkasa selama lebih dari satu
dekade, menunjukkan kekuatan tarikan gravitasi lubang itu menyebabkan
ada bintang yang hancur dan ditelan olehnya.
Sebelum ini, ahli astronomi sudah melihat bagaimana lubang hitam
menyedot gas yang berterbangan di sekitarnya. Gas yang disedot itu
menjadi panas sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang
gelombang, mulai daripada gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak
dan sinar-X.
Berdasarkan pengamatan, ahli astronomi dari Max Planck Institute for
Extraterrestrial Physics, Jerman, pernah melihat sebuah bintang yang
mendekati lubang hitam raksasa akhirnya hilang ditelan lubang itu.
Lubang hitam raksasa yang dilihat itu berada di pusat galaksi RX
J1242-11 yang jaraknya dianggarkan 700 juta tahun cahaya dari bumi.
Bintang yang disedut lubang hitam itu pula memiliki ukuran sebesar
matahari sistem tata surya kita.
Bintang itu hancur sedikit demi sedikit dan disedot ke dalam lubang itu
selama beberapa hari. Pada peringkat awalnya, bintang itu kehilangan
gas yang berada di sekelilingnya.
Selepas itu, bintang itu menjadi panas hingga jutaan darajat Celcius
dan hilang ditelan lubang hitam. Dalam proses itu, ia melepaskan tenaga
yang kuat yaitu setara dengan tenaga yang dihasilkan pada ledakan
Supernova.
Ahli astronomi mengamati kedudukan lubang hitam dengan memperhatikan
cahaya di sekitar bintang ataupun gas di angkasa. Apabila di suatu
tempat itu tidak ditemui cahaya tetapi di sekitarnya terdapat banyak
objek angkasa menuju ke satu titik dengan kecepatan tinggi sebelum
hilang, maka titik tersebut ditandakan sebagai lubang hitam.
Terdapat banyak lubang hitam di seluruh alam semesta, ada teori yang
mengatakan di galaksi Bima Sakti ini juga terdapat sebuah lubang hitam.
Justru timbul persoalan sama, apakah matahari dan planet yang
mengelilinginya termasuk bumi akan disedot oleh lubang hitam itu?
Ahli astronomi memberikan jawaban, ‘tidak’ karena jika dibandingkan
dengan galaksi lain, lubang hitam di Bima Sakti dalam keadaan tenang,
karena sedikit saja objek sekitar yang disedotnya.
Misteri yang menyelubungi lubang hitam akan terus menarik minat ahli
astronomi sehingga satu jawaban yang benar diperoleh. Selagi manusia
belum mampu menjelajah jauh ke luar angkasa, saat itu pula jawapan itu
gagal diperoleh dan berbagai teori tanpa bukti akan terus dikemukakan
bagi ‘menyelesaikan’ misteri alam itu.
Fakta: Lubang Hitam
Dikenal sebagai ‘bintang hitam’ atau Blackhole’.
Ditemukan pada 1783 oleh John Mitchell.
Luasnya melebihi ukuran matahari.
Menyedot apa saja di sekelilingnya termasuk bintang dan cahaya.
Teori menyatakan ia terjadi akibat letusan Supernova bintang merah raksasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar